Berikut 6 Fakta Unik Bahasa Jawa

Bagikan postingan

 

Siapa yang sangka Berikut 6 Fakta Unik Bahasa Jawa yang Bikin Kamu Mau Segera Mempelajarinya

Fakta tentang Bahasa Jawa yang mengejutkan

Bahasa Jawa memiliki pesonanya yang mengagumkan selama ini. Mungkin saja belum pernah kita ketahui sebelumnya. Banyak fakta unik bahasa Jawa yang luput dari perhatian kita selama ini. Penasaran seperti apa fakta bahasa Jawa yang sudah YuKepo siapkan buat kamu? Yuk langsung aja kepoin!

1. Pengguna bahasa Jawa ternyata sampai ke luar negeri

Siapa yang sangka mengenai salah satu fakta unik Bahasa Jawa ini? Bahasa daerah ini di tahun 2013 menjadi bahasa dengan pengguna paling banyak nomor 10 di dunia. Bahkan ternyata bahasa Jawa pernah dianggap sebagai bahasa yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan bahasa nasionalnya sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Menurut data tahun 2000, pengguna bahasa Jawa diketahui ada sekitar 85 juta jiwa, beda dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh sekitar 77 juta jiwa.

Bukan hanya di Indonesia, siapa yang sangka bahwa bahasa Jawa juga digunakan di luar negeri. Contohnya Negara Suriname yang penduduknya banyak menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-harinya. Selain di Suriname, bahasa Jawa juga digunakan di Singapura, Malaysia, Cocos Island, Nouvelle Celedonie, dan bahkan Belanda.

2. Terdapat banyak sekali dialek bahasa Jawa

Tentunya sudah banyak diketahui bahwa dialek dalam bahasa Jawa memang sangat beragam. Walaupun sesama orang Jawa, terkadang dalam berkomunikasi mereka menggunakan dialek yang berbeda-beda tergantung dari mana asal mereka. Perkembangan dialek atau logat bahasa Jawa memang dipengaruhi oleh sebaran masyarakat di Pulau Jawa itu sendiri. Contohnya, penggunaan bahasa Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur memang memiliki perbedaannya tersendiri.

Contohnya dialek Bahasa Jawa yang dituturkan di daerah Banyumas, Tegal, Purwokerto memang cenderung dikenal sebagai bahasa Jawa “ngapak”. Perbedaan dengan bahasa Jawa pada umumnya memang jelas terlihat di sini. Kosakata “inyong” yang berarti “saya”, “kepriwe” dan “kepriben” yang berarti “bagaimana”. Dialek tersebut hanya bisa ditemukan di daerah tersebut. Sementara bahasa Jawa yang digunakan di Yogyakarta dan Surakarta yang menjadi acuan pembelajaran bahasa Jawa karena serupa dengan dialek Mataram.

3. Bahasa Jawa memiliki tingkatan untuk penghormatan lawan bicara

Bahasa Jawa memiliki 3 tingkatan yaitu Ngoko, Kromo dan Kromo Inggil. Ketiga tingkatan bahasa Jawa tersebut digunakan berdasarkan dengan siapa kita berbicara, baik lisan maupun tulisan. Biasanya acuan penggunaan level bahasa Jawa ini berdasarkan usia ataupun gelar kebangsawanan.

Bahasa Jawa Ngoko bisa digunakan saat kita berbicara atau berinteraksi dengan kawan sebaya atu yang lebih muda. Sedangkan penggunaan Krama dan Krama Inggil adalah untuk lawan bicara yang lebih tua. Contohnya adalah untuk mengucapkan kata “kamu” dalam bahasa Jawa Ngoko diartikan sebagaai sapaan “kowe”, berbeda lagi dengan bahasa Jawa Kromo digunakan sapaan “sampeyan”, begitu pula dengan bahasa Jawa Kromo Inggil yang menggunakan sapaan “panjenengan”.

4. Bahasa Jawa bisa ditulis menggunakan alphabet, aksara Jawa dan Arab-Pegon

Inilah keunikan bahasa Jawa lainnya yang harus kamu tau. Bahasa Jawa selain bisa ditulis menggunakan huruf alphabet, ternyata bisa juga ditulis dengan huruf-huruf khusus lainnya. Contohnya menggunakan aksara Jawa yang merupakan turunan dari aksara Brahmi yang berkembang pada zaman Hindu-Budha. Aksara Jawa ini juga lebih sering disebut sebagai huruf Hanacaraka.

Gak hanya itu, bahasa Jawa juga bisa ditulis dalam huruf Arab yang termodifikasi menjadi huruf Arab-Pegon. Konon kata “Pegon” berasal dari salah satu kosakata Bahasa Jawa yaitu “pégo” yang berarti menyimpang karena suatu hal yang tidak lazim apabila bahasa Jawa ditulis dalam huruf Arab. Huruf Arab-Pegon ini biasanya banyak ditemukan di kalangan-kalangan pesantren yang umumnya digunakan dalam tafsir Al-Quran.

5. Kekayaan turunan kata yang dimiliki bahasa Jawa

Bahasa Jawa menjadi salah satu bahasa yang memiliki kosakata paling banyak. Biasanya dalam menyebut suatu benda, bahasa Jawa memiliki banyak ragam kata untuk memperjelas benda yang dimaksud dari berbagai sudut pandang.

Misalnya dari kata “padi” yang bisa dijadikan beberapa kosakata. Contohnya “pari” yang merujuk pada padi yang masih di pohon, “gabah” yaitu padi yang sudah dipetik, “beras” yaitu padi yang sudah dikupas dari kulitnya, “menir” merujuk pada pecahan butiran beras, “sego” untuk nasi atau beras yang sudah dimasak, “aking” untuk menyebut nasi yang sudah dikeringkan, dan lainnya. Sebenarnya ada manfaat dari banyaknya turunan kata ini yaitu untuk mempermudah seseorang dalam memahami pembicaraan secara spesifik.

6. Google Translate menyediakan fitur translate Bahasa Jawa

Segitu perhatiannya Google dengan bahasa Jawa, pada 24 Mei 2013 layanan translate bahasa Jawa resmi dirilis. Google menyediakan ini bukan keputusan yang sembarangan. Pihak Google menyimpulkan bahwa bahasa Jawa sudah menjadi tren tersendiri di mesin pencari Google. Apalagi penutur bahasa Jawa di Indonesia mencapai 85 juta jiwa yang merupakan bukan jumlah yang sedikit. Selain itu, kehadiran Google Translate berbahasa Jawa ini memang bertujuan untuk membantu siapa pun yang ingin belajar bahasa Jawa.

Nah itulah tadi fakta unik bahasa Jawa yang mungkin sebelumnya kamu belum tau. Seperti yang diungkapkan oleh Google tadi, bahasa Jawa sudah menjadi tren tersendiri di mesin pencari. Kamu berniat untuk mempelajari bahasa Jawa?

Sumber : https://www.yukepo.com/indonesiaku/berikut-6-fakta-unik-bahasa-jawa-yang-bikin-kamu-mau-segera-mempelajarinya

Comments are closed.